Anda tidak dapat mengalihkan pengasuhan dan pendidikan anak sepenuhnya pada satu orang tua saja atau orang tua pengganti seperti pengasuh, nenek-kakek atau yang lainnya. Pengasuhan anak merupakan tanggungjawab kedua orang tua beserta seluruh anggota keluarga yang lain untuk bekerja sama melakukan pendekatan terpadu kepada anak.
Hal yang sering terjadi keributan karena masing-masing pihak saling menyalahkan manakala terjadi penyimpangan pada anak. Kurangnya memberi perhatian atau menyerahkan pengasuhan anak kepada orang lain. Namun ia tetap saja ia tak rela dipojokan bila dikemudian hari menemukan penyimpangan dalam perkembangan anak.
Tidak seorangpun mau menanggung kesalahan seorang diri atas perilaku menyimpang anaknya.
Jika penyimpangan perilaku anak tidak segera ditangani, konflik antara suami-istri akan terus berlanjut dan mempengaruhi relasi mereka.
Bagaimana perilaku menyimpang anak dapat terjadi ?
– Kesulitan anak dalam mengembangkan kemampuan mental dan fisiknya. Dampaknya seperti anak suka membuat keributan disekolah karena sulit mengikuti pelajaran | anak suka menentang, sensitif, keras kepala, menang sendiri, sulit di nasehati karena perbedaan fisik dengan yang lain | suka menuntut berlebihan dan marah bila keinginannya tidak dipenuhi (terlalu dimanja) dll.
– Pertengkaran antar saudara terjadi karena proses sosialisasi dalam keluarga tidak berjalan baik dan harmonis. Timbulnya rasa iri hati, perbedaan pendapat, bahkan perlakuan yang berbeda dari orangtuanya. Ada kemungkinan pengaruh dari pihak luar sehingga memicu pertengkaran antar saudara.
– Terbentuknya kebiasaan buruk anak akibat faktor-faktor seperti kurang disiplin, kekecewaan karena satu hal, kurang perhatian, kemalasan dalam aktivitasnya, sulit makan dll.
– Anak tidak mampu mengontrol emosi dalam menghadapi setiap tekanan atau masalah. Anak tidak dilatih bagaimana reaksi diri yang seharusnya dalam menghadapi kekecewaan secara obyektif. Yang muncul adalah sikap destruktif bahkan melanggar norma.
– Pengaruh pergaulan yang buruk anak dari kebersamaan dalam kelompok dapat mengakibatkan anak mengadopsi perilaku menyimpang dari kelompok bermainnya. Apalagi di rumah anak merasa tertekan atau diabaikan.
Penyebab-penyebab ini dapat berantai sehingga membutuhkan pendekatan terpadu yang menyeluruh dari berbagai pihak profesional termasuk peran psikolog maupun psikiater.
Mengeluh dan bersikap emosional dalam menghadapi penyimpangan perilaku anak tidak akan menyelesaikan masalah, hanya akan menciptakan ketegangan emosional dan perselisihan suami istri maupun dengan anak sendiri.
Bagaimana langkah bijak untuk penanganan penyimpangan perilaku dan mendidik anak agar berkembang sesuai dengan harapan orang tua?
Kerjasama suami istri dalam pemulihan terhadap anak memiliki peran yang sangat besar. Lakukan pendekatan dengan pasangan agar dirinya mengerti bahwa anak sedang bermasalah dan perlu penanganan khusus.
– Jangan menanggapi sikap emosional pasangan.
– Sampaikan sejujurnya bahwa ada kesulitan melakukan pendekatan kepada anak.
– Minta bantuan peran serta pasangan untuk berpikir solusi terbaik untuk anak tanpa emosional.
– Hindari melempar kesalahan dengan menyalahkan anak, namun ambil tanggungjawab secara penuh.
– Pahami bersama sumber masalah penyebab penyimpangan perilaku
– Sikap keras orangtua dalam usaha memegang kendali atas anak acap kali gagal dalam mengupayakan kepatuhan dan perubahan perilaku anak. Berusahalah menahan diri dan bersikap bijaksana.
– Lakukan pendekatan kepada anak sehingga anak merasa diperhatikan, dipedulikan, dilindungi, dihargai dan merasa nyaman. Anak mendapat dukungan emosional cenderung bersikap tenang dan tidak mudah emosi. Kedekatan antara orangtua dengan anak demi menciptakan suasana saling terbuka, yang mana hal ini merupakan pintu masuk untuk menjalin komunikasi secara konstruktif dengan anak.
– Senantiasa menjaga dan memelihara kedekatan emosional dengan anak untuk mencegah munculnya perilaku menyimpang pada anak.
Bersedia mendengarkan dengan sungguh-sungguh keluhan atau alasan anak dan bersikap mau memahaminya.
Proses perubahan perilaku anak membutuhkan proses bertahap dan berulang, dibutuhkan kesabaran karena anak selalu terpapar nilai atau rangsangan dari luar.
Andapun harus menyadari adanya proses imitasi (peniruan) oleh anak, baik positif maupun negatif secara tanpa sadar.