▶️Apa sesungguhnya yang terjadi dalam Konflik Pernikahan ?
Menjalani sebuah pernikahan adalah suatu proses yang tidak mudah, namun bukan suatu hal yang mustahil untuk dilakukan.
Selalu ada permasalahan yang akan datang silih berganti, yang kebanyakan tak terpikirkan sebelumnya.
Kebahagiaan dalam pernikahan tentunya adalah menjadi harapan yang indah setiap pasangan pada awalnya, namun seiring berjalan nya waktu dalam proses pernikahan banyak hal berubah.
Apakah Anda mengalaminya juga?
Bagaimana menciptakan kebahagiaan pernikahan yang serasa hanya sebatas impian?
.
PENGALAMAN kami sebagai Konselor Pernikahan yang telah dipercaya menangani 2.174 klien sepanjang tahun 2020, yang 75% diantaranya dalam kasus konflik pernikahan (marital conflict) telah banyak memberikan pemahaman mengapa hal ini terjadi.
Berdasarkan pengalaman kami sebagai Konselor Pernikahan, ada beberapa permasalahan yang umum terjadi dalam setiap pernikahan.
- Ketidakmampuan melakukan komunikasi yang baik, sehingga berpotensi membiarkan kemarahan dan emosi dalam berbagai bentuk menang dalam setiap percakapan.
- Menjaga kepercayaan yang tumbuh di dalam pikiran untuk mempertahankan komitmen dan kesetiaan terhadap pasangan dalam bentuk apapun.
Ketidakpercayaan selalu di mulai dari persepsi yang berbeda dan melanggar komitmen-komitmen ataupun kesepakatan yang telah ada dalam relasi berpasangan. - Ketidakcocokan dengan pasangan dalam berbagai aspek, akan menimbulkan perbedaan yang semakin besar. Entah terkait prinsip hidup yang pada akhirnya menghancurkan kompromi dan mengganggu kebersamaan dalam relasi berpasangan.
Batas toleransi semakin sedikit karena tanpa disadari selalu berfokus pada ketidakcocokan nya. - Keintiman yang makin memudar dengan pasangan, bisa karena berbagai aspek seperti kendala waktu ; prioritas kebersamaan yang semakin bias ; penyebab rutinitas pekerjaan.
Padahal keintiman adalah salah satu perekat pasangan dalam menjalani setiap permasalahan. - Waktu Kebersamaan (family time) yang makin tidak jelas, karena berbagai kesibukan aktivitas (entah hal pekerjaan atau hobby).
Tanpa waktu kebersamaan maka kondisi “kehangatan” relasi berpasangan akan memudar, yang dapat berakibat terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Mungkin ada hal-hal yang harus dikorbankan untuk berbagi waktu bersama. - Gangguan permasalahan dari mertua atau saudara ipar yang termasuk dalam keluarga dekat.
Hal ini terasa sangat mengganggu dan tidak nyaman dalam kemandirian hubungan berpasangan.
Banyak faktor penyebab terjadinya “intervensi” dari pihak keluaga,terlebih dalam budaya ketimuran. - Permasalahan keuangan dalam keluarga, hal ini sangat terkait dengan pengelolaan keuangan maupun penghasilan(income) usaha dalam keluarga untuk menafkahi keluarga.
Perlu di pahami bahwa seringnya permasalahan ketidaksiapan acara ekonomi senagai permasalahan fundamental.
Semua permasalahan lanjutan akan berasal dari permasalahan-permasalahan dasar seperti tersebut diatas yang dalam kondisi tidak segera diselesaikan.
Biasa nya pasangan yang memiliki permasalahan cenderung berusaha menyelesaikan nya, namun pada kenyataan mereka tidak berhasil dan tanpa disadari sudah berada dalam situasi konflik yang cukup kompleks.
Baca artikel kami berikut yang berhubungan :
✔ Siklus pernikahan (klik link)
https://psikologsurabaya.com/siklus-pernikahan/
✔ Level konflik pernikahan (klik link)
https://psikologsurabaya.com/sebuah-fakta-level-konflik-pernikahan/
✔ Mengapa kita menikah (klik link)
https://psikologsurabaya.com/mengapa-kita-menikah/
✔ Rasa cinta yang memudar (klik link)
https://psikologsurabaya.com/rasa-cinta-yang-memudar/
✔ article related klik link
https://psikologsurabaya.com/category/perkawinan/
Berdasarkan pengalaman kami, tidak ada satu pun kasus pernikahan yang permasalahan nya sama identik karena banyak faktor-faktor pendukung lainnya yang terjadi dalam konflik lanjutan.
Apakah KONSELING Pernikahan dapat membantu menyelesaikan masalah ?
- Konseling dapat mendorong motivasi bersama untuk mencari solusi atas permasalahan dengan perspektif baru.
- Konseling mengajarkan agar dapat mengenali dan mengidentifikasi masalah guna menyelesaikan konflik.
- Konseling menjadi “jembatan” komunikasi yang netral antara pasangan yang mana biasanya masing-masing sudah kehilangan rasa percaya.
- Konseling membantu untuk membuat komitmen baru bagi pasangan yang sedang berkonflik.
Konseling ini bertujuan agar kedua pasangan bersedia mengambil tanggungjawab untuk bagian mereka dalam masalah, menerima kesalahan masing-masing dan memotivasi untuk memperbaiki hubungan.
Proses perubahan sangat diperlukan untuk memiliki harapan yang realistis.