Sebuah makna “Perjanjian Pernikahan”
“Bersediakah saudara mengasihi & menghormati suami/istri saudara sepanjang hidup ?”
“Saya berjanji setia kepadanya baik dalam suka maupun duka, dan saya mau mengasihi & menghormatinya seumur hidup sampai maut memisahkan.”
“Yang dipersatukan Allah, jangan diceraikan manusia.”
Ada suatu pernyataan sebagai berikut :
“Tujuan pernikahan adalah untuk meraih kebahagiaan.”
“Hari yang paling membahagiakan bagi pasangan yang menikah adalah hari pernikahan mereka.”
Setujukan Anda dengan pernyataan tersebut diatas ?
Pernikahan bukan suatu kontrak perjanjian untuk kebahagiaan.
Kita tidak dapat menjamin kebahagiaan seseorang akan abadi, bahkan kebahagiaan kita sendiri.
Ada sesuatu yang hilang dalam pernikahan masa kini, yaitu perjanjian sebagai fondasi pernikahan.
Setiap pernikahan, cepat atau lambat akan melewati kenyataan yang “keras” saat masalah&cobaan menghadang dan saat itulah apakah kita benar-benar menepati janji pernikahan kita.
Bilamana fondasi pernikahan itu tidak cukup kuat & goyah biasa nya yang terjadi adalah mempertahankan pernikahan tanpa cinta yang bermakna Perjanjian Kosong, walaupun setia tetapi tanpa cinta…
Hanya ada dua pilihan yakni menyatakan cerai atau bertahan sampai mati
Bilamana mengakhiri sebuah pernikahan tanpa cinta dengan perceraian ibarat seperti mengobati penyakit dengan membunuh pasien nya.
Ada 2 pertanyaan yang memudahkan dalam menjawab perceraian yakni :
- Apa rahasia kesuksesan pernikahan ?
- Mengapa ada orang-orang yang memiliki pernikahan yang sangat bahagia ? Apakah mereka tidak pernah dihadapkan pada kesulitan atau masalah ? Bagaimana mereka mampu menjalani masa-masa sulit itu ?
Perceraian bukan suatu kejadian mendadak, melainkan sebuah proses, dimulai dengan Perpisahan Hati jauh terjadi sebelum Perpisahan Fisik, biasa nya diawali dengan hilangnya sedikit RASA HORMAT kemudian berlanjut dengan proses emosional seperti :
- Kekecewaan
- Ketegangan yang tiada akhir
- Ketidakpeduliaan
Namun sesungguhnya ada satu pilihan lain yang harusnya bisa dilakukan yakni melakukan perubahan sebagai bagian dari pembaharuan perjanjian pernikahan yang sedang bermasalah.
Proses perubahan dan pembaharuan ini hanya membutuhkan satu inti yakni dinamakan PENGAMPUNAN…
Pengampunan dari hati yang terdalam.
Pengampunan adalah suatu keputusan.
Pengampunan adalah tindakan yang dinyatakan, bukan hanya sebatas perasaan.
Hal yang terjadi biasanya kita tidak mau mengampuni karena kita merasa tidak mampu melakukannya sebelum pasangan kita bertobat.
Kalimat ini menyatakan pengampunan dilakukan setelah proses pembuktian pertobatan terjadi, tetapi sesungguhnya pengampunan tidak tergantung pada pertobatan.
Terkadang kita tidak mengampuni karena kita tidak tahu bagaimana cara mengampuni.
Ada 4 pilar dalam pengampunan :
- Harus spesifik
- Harus diucapkan
- Harus dirasakan
- Harus dipelihara
Perjanjian pernikahan dibuat membutuhkan dua orang, namun untuk menjaganya hanya dibutuhkan satu orang. Biasanya dibutuhkan pengorbanan dan kesediaan satu orang untuk melakukan suatu perubahan entah diikuti pasangannya atau tidak.