Reaksi takut, marah atau sedih adalah bagian dari sebuah emosi dengan pemicu apapun peristiwanya.
Emosi-emosi kita seringkali menjadi pemandu terbaik, mengarahkan kita untuk melakukan dan mengatakan apa yang benar bagi situasi tersebut, namun itu tidak selalu demikian bagi setiap orang.
Kita bisa belajar memodernisasi perilaku emosional yang akan kita sesali setelahnya, untuk menghalangi ekspresi kita, agar bisa mencegah atau memperlambat aksi-aksi atau kata-kata kita. Kita juga bisa belajar untuk tidak lepas kendali, menampakan perilaku yang tidak emosional jika itu adalah masalah kita.
✔ Memperlemah pemicu emosional yang panas.
✔ Memilih apa yang kita katakan&apa yang kita lakukan.
.
Ini akan menjadi sebuah perjuangan antara usaha-usaha yang disengaja dan dilakukan secara hati-hati dengan perilaku emosional yang tidak disengaja atau keluar tanpa sadar
.
Bagaimana memilih cara yang kita rasakan dan memilih bagaimana mengekspresikan emosi-emosi kita,sehingga kita bisa mengekapresikan emosi secara konstruktif ?
Jika kita sadar akan emosi-emosi kita, kita bisa membuat pilihan apakah kita ingin terus bersama dengan emosi yang tengah menguasai kita ataukah mengambil sebuah pilihan tentang bagaimana kita bertindak terhadap emosi kita.
.
“Emosi-emosi kita harus ada dalam jumlah yang benar ; emosi-emosi itu harus diekspresikan pada waktu yang benar ; dalam suatu cara yang sesuai dengan pemicu emosional dan lingkungan di mana hal ini terjadi ; dan emosi itu juga harus diekspresikan dengan cara yang benar, dalam suatu cara yang tidak menimbulkan kerugian.” (Aristoteles)
.
Perilaku emosional terus berubah secara dinamis sepanjang kehidupan, yang terus menambah perilaku emosional yang sudah terbentuk sebelumnya.
Karakteristik perubahan gerak emosi ini membuatnya mungkin bagi kita untuk mengadaptasi apapun lingkungan yang kita hadapi dalam kehidupan.
Itulah sebabnya mengapa respon emosional kita dihubungkan tidak hanya dengan masa lalu evolusioner kita, tapi juga dengan masa lalu pribadi kita serta masa dimana kita sekarang.
.
Salah satu fungsi emosi adalah memfokuskan kesadaran kita pada masalah yang ada didepan kita, pada satu hal yang memicu emosi-emosi kita.
Emosi tidak bergerak diluar kesadaran kita, meskipun itu bisa saja terjadi. Kita mempunyai semua pengalaman yang tidak kita sadari hingga kita bertindak secara emosional, sampai seseorang menunjukan keberadaannya.
Emosi yang tengah kita alami terasa benar dan membenarkan. Kita tidak mempertanyakan apa yang kita lakukan dan katakan, namun kita ada dan berjalan bersamanya ; kita mengetahui bahwa kita menjadi emosional dan bisa mempertimbangkan apakah respon kita itu dibenarkan ataukah tidak.
.
Pernahkan kita menjadi penuh perhatian pada sebuah emosional dalam kehidupan kita ?
Bila hal itu dilakukan kita akan mampu mengamati diri sendiri dalam sebuah episode emosional.
Kita bisa mengevaluasi kembali, menilai kembali maka kita akan langsung sadar terhadap apa yang kita katakan dan lakukan.
Ini terjadi ketika kita mengalami emosi, segera setelah kita menjadi sadar terhadap perasaan dan aksi-aksi emosional kita.
Saya percaya bahwa hal seperti itu memungkinkan untuk dicapai, mengembangkan kemampuan untuk menjadi sebuah kebiasaan dan kemudian menjadi bagian standar dalam kehidupan kita.
Hal ini bertujuan mengidentifikasi pemicu-pemicu emosional kita sendiri dan mampu mengambil langkah-langkah untuk memperlemahnya (bukan untuk menghilangkan emosi tersebut sama sekali), namun untuk memiliki lebih banyak pilihan ketika kita menjadi emosional dan bagaimana kita akan memainkan(mengontrol) emosi tersebut.